Sabtu, 01 Februari 2014

Filled Under:

Umar bin Al-Khattab (Sahabat Rasululah yang Pemberani).

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

     Tiga belas tahun setelah kelahiran Rasulullah, datanglah waktu kelahiran tokoh yang legendaris ini. Wajah Al-Khattab bin Nufail yang merupakan ayah dari Umar bin Al-Khattab,tampak cerah menerima ucapan selamat dari kaum kerabatnya dan terlihat begitu senang hatinya dengan kehadiran putra kecilnya tersebut. Kemudian ia menuju ke rumahnya untuk mengucapkan selamat kepada istrinya, Hantamah binti Hasyim serta dipilihnya Umar sebagai nama putra kecilnya yang baru lahir itu.

     Yaitu untuk Umar bin Al-Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza. Nasab Umar bertemu dengan nasab Rasulullah pada jalur Ka’ab bin Luay.

     Nama keluarga beliau adalah Abu Hafsh, yang berarti Bapaknya Singa sebagai lambing keberaniannya yang bagaikan auman dan terkaman raja rimba.

     Sedangkan nama gelarnya adalah Al-Faruq, yang berarti orang yang dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan.

     Penulis akan langsung menceritakan bagaimana proses keislaman dari tokoh legendaris ini. Suatu malam, beliau keluar rumah hingga tiba di Masjidil Haram. Beliau menyibak kain penutup Ka’bah, dan beliau melihat Rasulullah sedang menunaikan shalat. Saat itu Rasulullah sedang membacakan salah satu firman Allah yang mulia, yaitu surat Al-Haqqah. Umar bin Al-Khattab pun menyimak bacaan Al-Qur’an itu dan ia merasa takjub terhadap susunan bahasanya. Ia berkata dalam hati, “Demi Allah, sudah pasti ini adalah ucapan seorang penyair yang biasa diucapkan oleh orang-orang Quraisy.” Lalu Rasulullah membacakan ayat:

إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia,
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 40

وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ ۚ قَلِيلًا مَا تُؤْمِنُونَ
dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 41

     Mendengar bacaan tadi, Umar bin Al-Khattab pun berkata dalam hatinya, “Kalau begitu, ini pasti ucapan dari tukang tenung.” Lalu Rasulullah meneruskan bacaannya:

وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya.
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 42

تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.
QS:Al-Haaqqah | Ayat: 43

     Beliau meneruskan bacaannya hingga akhir surat seperti yang diceritakan Umar sendiri, maka mulai saat itulah cahaya Islam mulai menyusup ke dalam hatinya yang dulunya keras terhadap Islam.

     Inilah awal mula benih-benih Islam merasuk ke dalam hati Umar bin Al-Khattab dan hal ini juga karena berkat dari doa Rasulullah:

     “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan masuknya Umar bin Al-Khattab secara khusus” (HR. Ibnu Majah)

     Maka Umar setelah itu datanglah ia ke rumah Arqam bin Abu Al-Arqam— yang tak lain adalah tempat di mana Rasulullah menyebarkan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi—untuk masuk Islam.

     Membicarakan keutamaan Umar bin Al-Khattab merupakan dorongan dan motivasi besar bagi kita agar dapat meniru dan meneladaninya dalam segala hal aspek dunia dan akhirat. Allah menganugerahkan kepada Umar bin Al-Khattab banyak keutamaan dan kelebihan yang dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang lain. Berikut ini beberapa contoh tentang keutamaan Umar bin Al-Khattab:
  • 1.      Telah disebutkan dalam beberapa hadits shahih bahwa Umar bin Al-Khattab termasuk penghuni surga.


     Sungguh hal ini merupakan keagungan dan ketinggian dari kedudukan Umar bin Al-Khattab. Di waktu ia msih hidup, diberitakan sebuah kabar gembira bahwa kelak ia akan memasuki surga Allah. Yang sangat menakjubkan, berita itu bersumber dari lisan Rasulullah sendiri yang perkataannya tak pernah didustakan sedikit pun.

     Dari Sa’id bin Zaid, bahwa ia berkata, “Aku bersaksi atas nama Rasulullah, aku mendengar bahwa beliau bersabda, ‘(Sepuluh sahabat yang akan memasuki surga adalah): (1) Abu Bakar Ash-Shiddiq; (2) Umar bin Al-Khattab; (3) Utsman bin Affan; (4) Ali bin Abu Thalib; (5) Thalhah bin Ubaidullah; (6) Az-Zubair bin Al-Awwam; (7) Abdurrahman bin Auf; (8) Sa’ad bin Abu Waqqash; (9) Sa’id bin Zaid; (10) Abu Ubaidah bin Al-Jarrah’.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

     Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, “Rasulullah pernah bersabda di atas bukit (gua) Hira bersama Abu Bakar, Umar bin Al-Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidullah, dan Az-Zubair bin Al-Awwam. Tiba-tiba bukit tersebut bergetar, maka beliau pun bersabda, ‘Diamlah, sesungguhnya di atasmu tidak lain adalah seorang nabi, seorang shiddiq, dan seorang syahid’.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
  • 2.      Seorang yang disegani, hingga setan akan lari terbirit-birit jika berpapasan dengannya.

     Setan adalah faktor terbesar dalam menjerumuskan manusia kepada tindakan kemaksiatan. Mereka adalah musuh terburuk bagi manusia hingga Allah memerintahkan kepada umat manusia agar menjadikannya sebagai musuh yang nyata. Begitulah peran berbahaya dari setan.

     Namun keperkasaan dan kekuatan setan untuk merayu manusia agar menjadi penghuni neraka Jahanam bersamanya bertekuk lutut dan tidak berdaya di hadapan Umar bin Al-Khattab.

     Rasulullah bersabda, “Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, kamu tidak akan menjumpai setan berjalan pada suatu jalan melainkan ia berjalan di jalan selain jalanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

     Rasulullah juga pernah bersabda kepada Umar, “Sesungguhnya saya melihat setan-setan jenis manusia dan jin berlarian dari Umar.” (HR. At-Tirmidzi)

  • 3.      Kemuliaan Umar bin Al-Khattab tak sebatas pada keberaniannya, tetapi juga pada kebenaran dirinya.

     Di bawah naungan tarbiyah nubuwah, Umar menjadi sosok pribadi yang hatinya dipenuhi dengan cahaya kebenaran dan keislaman. Hal ini membuahkan kejernihan dan keputihan hatinya. Oleh karena itu, meluncurlah dari lisan Umar sebuah kebenaran yang luar biasa.

     Ia mengusulkan agar tawanan Perang Badar dipenggal, lalu Al-Qur’an turun memberikan persetujuan. Ia berpendapat agar istri-istri Nabi Muhammad berhijad, lalu Al-Qur’an turun memberikan persetujuan. Ia berpendapat untuk menjadikan tempat Nabi Ibrahim saat berdiri mendirikan Ka’bah sebagai tempat shalat, lalu Al-Qur’an turun memberikan persetujuan. Umar berkata kepada para istri Nabi Muhammad pada waktu berkumpul dengan mereka sebab rasa cemburu di antara mereka kepada beliau, “Apakah kalian akan menghentikan tindakan kalian atau Rabbnya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian?

     Kemudian ayat Al-Qur’an turun bersesuaian dengan pendapat Umar bin Al-Khattab tersebut.

     Allah berfirman:

عَسَىٰ رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا
Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
QS:At-Tahriim | Ayat: 5

     Tatkala Abdullah bin Ubai bin Salul wafat, Rasulullah berdiri hendak menyalatinya, lalu Umar menarik baju beliau agar tidak melakukannya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia seorang munafik!” Lalu beliau tetap menyalatinya, maka Allah menurunkan firman-Nya kepada beliau yang berbunyi:

وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰ أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِ ۖ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.
QS:At-Taubah | Ayat: 84

     Umar adalah penjaga dan pemelihara Islam, karena Allah menjadikan kebenaran pada lisannya. Ibnu Umar meriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menjadikan kebenaran pada llisan dan hati Umar.” (HR. At-Tirmidzi)

     Ibnu Umar berkata, “Tidaklah ada suatu perkara yang terjadi di kalangan para sahabat, lalu mereka membahasnya begitu pula Umar, melainkan Al-Qur’an turun sesuai dengan pendapat Umar.

  • 4.      Ia adalah salah satu orang yang mendapatkan ilham dari Allah.

     Suatu keistimewaan luar biasa yang Allah anugerahkan kepada hamba-Nya ini. Yaitu hatinya telah dibisikkan sesuatu oleh Allah untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara hidayah dan kesesatan, antara kekufuran dan keimanan, dan antara ketaatan dan kefasikan.

     Rasulullah bersabda, “Sungguh pada umat-umat terdahulu sebelum kalian, ada orang-orang yang diberi ilham, maka jika ada pada umatku seorang saja, sesungguhnya itu adalah Umar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  • 5.      Salah satu penyebab kejayaan Islam.

     Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kita senantiasa dalam kemuliaan sejak Umar masuk Islam.” (HR. Al-Bukhari)

     Umar dikenal di masa Jahiliyah sebagai orang yang sangat pemberani. Oleh karena itu, Rasulullah sangat berharap terhadap keislamannya hingga beliau berdoa, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan Umar bin Al-Khattab dan Amr bin Hisyam.

     Doa Rasulullah terkabul dan terbukti dengan keislaman Umar sehingga barisan kaum Muslimin semakin kuat dan perkasa. Umar mengajak kaum Muslimin agar menampakkan keislamannya dengan terang-terangan.

     Kepribadian Umar bin Al-Khattab sungguh sangat menakjubkan. Mengenali aspek kepribadiannya bagaikan bahtera yang berlayar di samudera yang luas tak berpantai. Butiran-butiran mutiara-mutiara kebaikannya tak pernah sirna sepanjang masa dan zaman. Berikut paparan sebagian kepribadian Umar, sosok pemimpin hebat nan tangguh:
  • a.   Kesederhanaannya.

     Tatkala harta rampasan perang dari tentara Raja Persia dikirim kepada Umar untuk dibagikan kepadanya dan kaum Muslimin, tiba-tiba beliau membandingkan dengan pandangan mata dan pandangan hatinya antara kehidupannya dengan kehidupan kedua sahabatnya, yaitu Rasulullah dan Abu Bakar. Maka ia mendapati bahwa Allah telah menyelamatkan keduanya dari melihat harta yang menggoda tersebut. Maka ia pun takut jika diuji dengan harta tersebut sebagai kenikmatan yang menyeret seseorang kepada kebinasaan. Ia pun menangis seraya berkata, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mencegah harta ini dari Rasul-Mu, padahal beliau lebih Engkau cintai dan lebih mulia di sisi-Mu daripada aku. Dan engkau telah mencegahnya dari Abu Bakar, padahal ia lebih Engkau cintai dan lebih mulia daripada aku. Kemudian Engkau memberikannya kepadaku, maka aku berlindung kepada-Mu dari harta yang telah Engkau  berikan kepadaku untuk mencelakakanku.

     Kemudian beliau pun menangis hingga orang-orang yang ada di sekitarnya  merasa kasihan kepadanya. Lalu ia berkata kepada Abdurrahman bin Auf, “Aku bersumpah kepadamu agar menjualnya lalu membagikannya kepada manusia sebelum datangnya sore hari.

     Ahnaf bin Qais berkata, “Ketika kami sedang duduk-duduk di pintu rumah Umar, tiba-tiba lewatlah seorang budak wanita. Orang-orang berkata, ‘Ini budak wanita milik Amirul Mukminin.’ Mendengar itu, Umar membantah, ‘Bukan, ia bukan milik Amirul Mukminin, Tapi termasuk dari harta Allah.’ Lalu kami bertanya, ‘Lalu apa boleh baginya dari harta Allah?’ Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya tidak halal bagi Umar dari harta Allah kecuali dua pakaian, satu pakaian untuk musim panas serta apa yang saya pakai untuk haji dan umrah. Makananku dan keluargaku tidak berbeda dengan apa yang dinamakan oleh salah seorang Quraisy’.

     Ketika pada masanya terjadi musim paceklik, maka selama setahun beliau tidak pernah makan daging atau minyak samin.

     Qatadah berkata, “Umar mengenakan jubah dari wol yang bertambal padahal beliau adalah khalifah. Ia berkeliling di pasar-pasar dengan membawa tongkat kecil di pundaknya untuk mendidik orang-orang.

     Anas berkata, “Aku melihat empat tambalan di baju Umar di antara dua pundaknya.

     Suatu hari beliau menjenguk Ashim, putranya. Beliau mendapati anaknya sedang memakan daging, lalu Umar berkata, “Apa ini?” Ashim menjawab, “Kami sedang berselera untuk memakan daging.” Umar berkata, “Apakah setiap kali engkau berselera terhadap sesuatu engkau akan memakannya? Cukuplah sebagai pemborosan jika seseorang memakan semua yang diinginkannya!
  • b.   Kedermawanannya.

     Tangan kedermawanan Umar laksana angin yang berhembus. Ia berlomba-lomba dengan Abu Bakar untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah. Ia ingin sekali mengalahkan Abu Bakar dalam hal kebaikan.

     Abu Dawud dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab, ia berkata, “Rasulullah menyuruh kami untuk mengeluarkan sedekah. Kebetulan saat itu saya sedang memiliki harta. Lalu saya katakan, ‘Hari ini saya akan mengalahkan Abu Bakar, di mana saya tidak pernah mengalahkan Abu Bakar sebelum ini. Saya datang kepada Rasulullah untuk menginfakkan separuh dari harta milik saya. Rasulullah bertanya kepada saya, ‘Lalu apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Saya katakan kepada Rasulullah bahwa saya meninggalkan seperti apa yang saya infakkan. Kemudian Abu Bakar datang kepada Rasulullah dengan menginfakkan semua hartanya. Rasulullah pun menanyakan kepadanya, ‘Lalu apa yang kau sisakan untuk keluargamu?

     ‘Saya menyisakan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.’ Saya pun berkata setelah itu bahwa saya tidak mungkin dapat mengalahkannya dalam segala hal untuk selamanya’.
  • c.   Rasa Takutnya Kepada Allah.

     Anas bin Malik berkata, “Aku pernah memasuki suatu kebun, lalu aku mendengar Umar berkata—antara aku dan ia terhalang sebuah tembok—, ‘Umar bin Al-Khattab, Amirul Mukminin, ah!!! ah!!! sungguh engkau harus takut kepada Allah, wahai Anak Al-Khattab! Atau kalau tidak maka Allah akan menyiksamu!’.

     Al-Hasan berkata, “Kadang-kadang ketika Umar memaca satu ayat dari bacaan rutinnya, maka ia terjatuh sakit hingga dijenguk berhari-hari.

     Muhammad bin Sirin berkata, “Suatu hari, Mertua Umar bin Al-Khattab datang menemuinya, lalu ia meminta kepada Umar supaya memberinya sejumlah uang dari Baitul Mal. Umar membentaknya seraya berkata, ‘Engkau ingin agar aku menghadap Allah sebagai raja yang berhianat?’ Kemudian Umar memberinya dari hartanya sendiri sebanyak 1.000 dirham.

     Demikianlah sikap wara’ dari Umar bin Al-Khattab, hingga An-Nakha’i berkata, “Sesungguhnya Umar biasa berdagang padahal beliau adalah seorang khalifah.

     Abdullah bin AUmar berkata, “Aku tidak pernah melihat Umar marah lalu disebut nama Allah di sisinya atau seseorang membaca ayat Al-Qur’an, melainkan marahnya akan berhenti dan segera mengurungkan niatnya.
  • d.   Sosok Problem Solver.

     Umar bin Al-Khattab adalah sosok yang teguh hatinya dan mempunyai pertimbangan yang matang dalam menentukan kebijakan. Dalam menghadapi problematika yang melanda kaum Muslimin, ia senantiasa mencari solusinya dan jalan keluar untuk kemaslahatan umat.

     Salah satu contoh bahwa Umar adalah sosok problem solver adalah saat minuman keras masih dihalalkan pada kaum Muslimin. Umar berpendapat bahwa minuman keras akan menghilangkan akal dan menghabiskan harta kemudian ia berdoa, “Ya Allah, berilah penjelasan kepada kami tentang perihal minuman keras, karena sesungguhnya ia dapat menghilangkan akal dan harta.” Kemudian turunlah wahyu kepada Rasulullah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
QS:An-Nisaa | Ayat: 43

     Akan tetapi kebiasaan meminum minuman keras di kalangan umat belum juga berhenti. Maka Umar kembali memohon kepada Allah, “Ya Allah, jelaskanlah kepada kami perihal minuman keras dengan keterangan yang pasti, karena sesungguhnya ia dapat menghilangkan akal dan harta.” Kemudian turunlah ayat kepada Rasulullah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
QS:Al-Maidah | Ayat: 90

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
QS:Al-Maidah | Ayat: 91
  • e.   Peduli Terhadap Anak-Anak dan Janda.

     Kepedulian Umar terhadap anak-anak merupakan bukti nyata bahwa ia adalah orang yang sangat memperhatikan generasi mendatang. Hal ini juga menjadi bukti bahwa ia lebih maju daripada peradaban modern.

     Umar memandang bahwa subsudu bagi anak-anak merupakan hak yang wajib diberikan. Ia berpendapat bahwa masalah utama dalam memberikan hak-hak mereka semenjak mereka disapih. Umar menetapkan subsidi bagi anak yang sedang menyusu 100 dirham. Manakala beranjak besar menjadi 200 dirham. Kemudian Umar mengubah subsudi bagi anak-anak dan menetapkannya semenjak lahir.

     Hal ini ia lakukan setelah ia memergoki seorang wanita yang tergesa-gesa menyapih anaknya. Ketika ditanya, wanita itu menjawab, “Umar tidak memberikan subsidi kecuali hanya bagi anak-anak yang sudah disapih.” Jawaban wanita tersebut benar-benar menyadarkannya, hingga saat usai shalat Umar berkata, “Berdosalah Umar! Betapa banyak anak-anak kaum Muslimin yang ia bunuh.” Lalu Umar meminta kepada seorang sahabat untuk mengumpulkan kaum Muslimin seraya berkata, “Janganlah terburu-buru untuk menyapih anak kalian. Sebab kami telah menetapkan subsidi untuk anak yang baru lahir.

     Kepedulian Umar juga meliputi para janda. Oleh karena itu, ia menetapkan subsidi bagi para janda dan ia sangat peduli agar setiap orang memperoleh haknya. Perhatiannya kepada para janda sebagai realisasi sabda Rasulullah, “’Penyantun para janda dan orang-orang miskin bagaikan mujahid yang berperang di jalan Allah.Aku (sang perawi hadits) menyangka beliau bersabda, ‘Bagaikan orang yang menegakkan shalat malam terus-menerus dan berpuasa tak terputus-putus’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

     Ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq merasakan telah dekat ajalnya, maka beliau berpikir mencari penggantinya untuk memimpin kaum Muslimin. Sehingga beliau memutuskan untuk mengangkat Umar, lalu beliau memanggil Utsman menulisnya:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

     “ini adalah pernyataan Abu Bakar, khalifah Muhammad di saat akhir hidupnya di dunia, dan mulai memasuki gerbang akhirat, di mana orang kafir beriman, orang yang zalim yakin, dan pendusta akan jujur, aku mengangkat setelahku untuk memimpin kalian yaitu Umar bin AL-Khattab. dengarkan dan taatilah ia. Sesungguhnya aku menginginkan kebaikan untuk Allah, Rasul-Nya, agama-Nya, diriku dan kalian. Jika ia berbuat adil, maka itulah dugaan dan ijtihadku tentangnya. Dan jika ia berubah, maka aku tidak mengetahui perkara ghaib, setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakannya. Dan orang-orang zalim akan mengetahui tempat kembali mereka.

     Kemudian beliau memerintahkan berbaiat, dan dibacakan kepada kaum Muslimin. Mereka berkata, “Kami dengar dan kami taati.

     Setelah Umar bin Al-Khattab menjadi khalifah, beliau memiliki jasa-jasa yang tak terlupakan, yaitu:
  • 1.    Perhatian Terhadap Umar.

     Sebagai khalifah, hidup sahabat Nabi yang dikenal dengan sebutan “Abu Hafsh” ini benar-benar didedikasikan untuk mencapai ridha Ilahi. Ia berjuang demi kepentingan umat, dan benar-benar memperhatikan kesejahteraan umat. Pada malam hari, ia sering melakukan investigasi untuk mengetahui keadaan rakyat jelata yang sebenarnya.

     Suatu malam, beliau mendengar suara samar-samar dari gubuk kecil, Umar pun mendekat dan memperhatikan dengan seksama suara itu. Ia melihat seorang ibu yang sedang dikelilingi oleh anak-anaknya yang sedang menangis. Ibunya kelihatan sedang memasak sesuatu. Tiap kali anak-anaknya menangis, sang ibu berkata, “Tunggulah, sebentar lagi makanannya akan matang.” Sebuah rayuan darinya.

     Umar pun penasaran. Setelah memberi salam dan minta izin, ia pun masuk dan bertanya, “Mengapa anak-anakmu tak berhenti menangis?

     “Mereka kelaparan!” Jawab sang ibu.

     “Mengapa engkau tak memberikan makanan yang engkau masak dari tadi?” Tanya Umar.

     “Tak ada makanan. Periuk yang dari tadi saya masak hanya berisi batu untuk mendiamkan mereka. Biarkanlah mereka berpikir bahwa periuk itu berisi makanan. Mereka akan berhenti menangis karena kelelahan dan tertidur.

     “Mengapa engkau tidak meminta pertolongan kepada khalifah? Mungkin ia dapat menolongmu dan anak-anakmu dengan memberikan uang dari Baitul Mal? Iatu akan membantu kehidupanmu dan anak-anakmu.” Ujar Umar menasehati.

     “Khalifah telah menzalimi saya…” Jawab sang ibu.

     “Bagaimana khalifah bisa berbuat zalim kepadamu?” Tanya Umar keheranan.

     “Saya sangat menyesalkan pemerintahannya. Seharusnya ia melihat kondisi rakyatnya dalam kehidupan nyata. Siapa tahu ada banyak orang yang bernasib sama dengan saya.” Jawab sang ibu yang menyentuh hati Umar.

     Umar berdiri dan berkata, “Tunggu sebentar, saya akan kembali.

     Walaupun malam semakin larut, ia bergegas menuju ke Baitul Mal. Ia segera mengangkat sekarung gandum di pundaknya. Satu sahabatnya, ingin menawari bantuan kepada khalifah karena merasa kasihan. Tapi dengan tegas Amirul Mukminin Umar menjawab, “Apakah kamu mau memikul dosa-dosa saya di akhirat kelak?
  • 2.    Baitul Mal.

     Orang yang pertama kali membuat system Baitul Mal adalah Umar bin Al-Khattab, yaitu pemasukan zakat dari kaum Muslimin dan pembayaran jizyah dari kaum kafir yang meminta perlindungan dari Islam, seperlima dari hasil rampasan perang, dan warisan dari orang Muslim yang meninggal yang tidak mempunyai ahli waris. Baitul Mal yang lepas dari kezaliman, bersih dari perbuatan-perbuatan para raja yang mengambil harta rakyatnya dengan kezaliman. Adapun penyaluran uang Baitul Mal; zakat yang diberikan kepada orang yang berhak menerima zakat. Jizyah disalurkan di jalan Allah, yaitu untuk membiayai pasukan perang. Seperlima hasil rampasan untuk Allah dan Rasul-Nya, kerabatnya, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin serta orang yang dalam perjalanan.
  • 3.    System Administrasi Rapi.

     Sahabat Umar adalah seorang administrator yang ulung. Bukti dan kenyataan dari hal tersebut adalah semenjak ia memegang tampuk kekhalifahan.

     Pekerjaan pertama yang dilakukan olehnya adalah menetapkan penanggalan atau kalender Hijriyah.

     Alasannya, surat-surat administrasi yang disampaikan kepadanya oleh para pegawai pemerintahan dan para panglima perangnya, hanya mencantumkan tanggal dan bulan saja, tanpa tahun. Hal ini disebabkan umat Islam belum memiliki kalender khusus yang mereka miliki.

     Melihat hal itu, Umar merasa prihatin dan meminta para sahabat agar menetapkan kalender bagi kaum Muslimin. Umar mengusulkan agar menjadikan peristiwa hijrahnya Rasulullah ke Madinah sebagai awal permulaan kalender Islam. Alasannya, hijrahnya Rasulullah merupakan pondasi awal bagi pembentukan Negara Islam yang mencakup Jazirah Arab di bawah naungan panji-panji Islam, kemudian meluas hingga mencakup Mesir, Irak, dan sebagian besar negeri Persia.

     Pekerjaan kedua yang dilakukan olehnya yaitu membagi harta rampasan perang.

     Hasil pajak dan upeti dibagi 4/5-nya bagi bala tentaranya, sedang sisanya untuk Umar. Apabila seseorang memiliki tanah, ia mempunyai hak untuk memetik hasilnya dengan memberikan pajak penghasilan. Umar juga menerima 1/5 dari pajak bumi dan upeti, yang dibebankan bagi musuh yang kalah nerperang dan enggan untuk memeluk Islam.

     Dengan demikian, beliau memiliki harta yang banyak dan melimpah. Ia mendirikan sebuah kantor yang mengurusi semua harta yang masuk padanya agar dapat dibagikan kepada umatnya secara adil dan merata. Umar menyuruh kepada tiga orang Quraisy agar masing-masing mendata warga kabilahnya yang dimulai dari warga Bani Hasyim. Tujuan itu semua adalah bahwa harta tidak boleh dibagikan kecuali untuk tujuan yang baik dan jelas, yaitu biaya untuk memperkuat armada perang. Apabila mereka berperang, Amirul Mukminin wajib memberikan hak mereka dari harta tersebut dan membiarkan mereka berhak atas harta rampasan. Umar juga menetapkan hak-hak bagi para keluarga dan janda-janda mereka.

     Umar menyerahkan hak tersebut kepada umatnya, dengan caranya sendiri. Beliau memulainya dari keluarga Rasulullah baru kemudian kaumnya, sesuai dengan fungsi dan jabatannya. Saat memberikan hak, ia mengurutkan umatnya sesuai jangka lamanya seseorang memeluk Islam, pengorbanannya bagi Islam dan ketekunannya dalam membaca Al-Qur’an. Bagi kaum Muhajirin sebelum peristiwa penaklukan Mekkah, Umar menetapkan hak mereka sebesar 3.000 dirham setiap tahun, dan bagi orang yang ikut Perang Badar sebanyak 5.000 dirham. Sedangkan bagi yang ikut hijrah ke Habasyah dan mengikuti Perang Uhud memperoleh jatah 4.000 dirham. Sementara bagi keluarga yang ditinggal Perang Badar memperoleh bagian sebanyak 3.000 dirham kecuali Hasan dan Husain. Umar memberikan mereka sebanyak 5.000 dirham. Dan bagi Usamah bin Zaid sebanyak 4.000 dirham. Mengetahui pembagian ini, putranya yang bernama Abdullah bin Umar protes, “mengapa engkau menetapkan bagiku hanya sebesar 3.000 dirham, sedangkan bagi Usamah engkau berikan 4.000 dirham?

     Umar menjawab, “Aku melebihkan bagiannya karena ia lebih dicintai oleh Rasulullah daripada engkau, dank arena ayahnya lebih dicintai Rasulullah daripada ayahmu.
  • 4.    Ekspansi di Zaman Umar.

     Setelah orang-orang membaiat Umar, beliau langsung melanjutkan tugas-tugas yang diemban Abu bakar. Di antaranya adalah meneruskan penaklukkan kota-kota di Syam, Persia dan Benua Afrika. Sehingga banyak kota yang dibebaskan di masa kekhalifahan Umar bin Al-Khattab. kota tersebut meliputi Babel, Basath, Jalaula, Masabdzan, Al-Ahwaz, Nahawand, Khurasan, Sijistan, Damaskus, Homs, Mesir, dan kota-kota lainnya. Zaman kekhalifahan Umar termasuk zaman yang gemilang dengan melimpahnya harta, hingga anak yang masih dalam kandungan pun sudah diberikan jatah untuk kehidupannya oleh Amirul Mukminin Umar.
  • 5.    Pembangunan Kota.

     Ada dua pembangunan kota besar setelah Madinah dan Mekkah, yaitu:
  • a)    Kota Kufah.

     Kota ini dibangun pada tahun 17 H. Arsiteknya adalah Abu Hayyaj bin Malik. Ia menjadikan lebar jalan utamanya yaitu 14 kaki, dan jalan kecilnya 7 kaki. Pertama kali yang dibangun adalah masjid, dan di sana dibangun juga sebuah istana Kufah dan rumah-rumah penduduknya secara teratur, baik bentuk bangunannya maupun jarak antara rumah-rumahnya. Kota ini terletak di tepi sungai sebelah barat sungai Eufrat, di antara kedanya dibatasi kebun-kebun kurma yang saling berdekatan, dan hijaunya dapat dilihat sejauh mata memandang.
  • b)    Kota Bashrah.

     Pada tahun yang bersamaan juga dibangun kota Bashrah, sebuah kota yang terletak di dekat teluk Persia di sebelah kota Dajlah.

     Umar bin Al-Khattab menjadikan ibukota Iraq menjadi dua bagian; sebelah atas ibukotanya adalah Kufah dengan gubernurnya adalah Sa’ad dan di sebelah bawah ibukotanya adalah Bashrah dengan gubernurnya adalah Utbah.
  • 6.    Pembentukan pos-pos perhubungan

     Di antara system informasi yang baru pada zaman Umar bin Al-Khattab adalah beliau membuat pos-pos di setiap 50 mil yang dihuni oleh beberapa orang disertai seekor kuda. Kegunaan pos ini adalah ketika Amirul Mukminin Umar memberikan perintah lewat surat kepada panglima atau gubernurnya di daerah yang biasa ditempuh selama sebulan dapat ditempuh dengan waktu setengahnya. Cara kerjanya adalah disetiap utusan itu berhenti, ia bisa beristirahat di pos itu dan memberikan surat tersebut kepada penjaganya, lalu penjaga tersebut mengantarkan surat tersebut kepada pos penjaga selanjutnya, dan begitulah seterusnya.

     Demikianlah jasa-jasanya terhadap perkembangan kaum Muslimin.

     Karena sifatnya, ia mendapatkan pujian dari para sahabat. Abu Bakar berkata, “Tidak ada seorang lelaki yang lebih aku cintai di muka bumi ini selain dari Umar bin Al-Khattab.

     Abu Bakar tidak melihat orang yang lebih tepat untuk memegang jabatan kekhalifahan sepeninggal beliau selain Umar bin Al-Khattab, maka beliau pun berwasiat agar penggantinya sebagai khalifah adalah Umar. Ketika orang-orang bertanya kepada Abu bakar, “Apa yang akan engkau katakan kepada Allah kelak nanti sementara engkau telah menunjuk Umar bin Al-Khattab sebagai khalifah?” Abu Bakar pun menjawab, “Akan aku katakan kepada-Nya, bahwa aku menunjuk pemimpin mereka orang yang terbaik di antara mereka.

     Ibnu Umar berkata, “Kami memilih siapa orang yang terbaik pada zaman Rasulullah, lalu kami memilih Abu bakar, kemudian Umar dan kemudian Utsman.” (HR. Al-Bukhari)

     Ibnu Umar berkata, “Aku tidak melihat seorang lelaki pun setelah wafatnya Rasulullah, orang yang tegas dan pemurah selain Umar.

     Hudzaifah bin Al-Yaman berkata, “Demi Allah, aku tidak mengetahui seorang lelaki yang tidak takut di jalan Allah kepada celaan orang-orang yang suka mencela selain Umar.

     Abdullah bin Mas’ud berkata, “Sesungguhnya masuk Islamnya Umar merupakan penaklukan, hijrahnya adalah sebuah kemenangan, dan kekhalifahannya adalah sebuah rahmat.

     Keberhasilan Umar bin Al-Khattab dalam memerdekakan Negara dunia yang cukup luas, membuat musuh Islam dipenuhi perasaan iri dan dendam, terlebih Yahudi dan Nasrani.

     Untuk itulah muncul berbagai upaya untuk melakukan pembunuhan terhadap Umar. Hingga terlaksananya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang budak Persia yang bernama Abu Lu’luah Al-Majusi. Ia adalah budak milik Mughirah bin Syu’bah yang menikan beliau dengan 6 tikaman dengan belati yang memiliki dua mata kail hingga melukai Umar dan beberapa sahabat ketika sedang menunaikan shalat subuh. Tatkala seseorang mengetahui larinya, ia pun melempar mantel ke arahnya, maka seketika itu juga Abu Lu’luah bunuh diri. Akhirnya Umar syahid pada tahun 23 H. Setelah diangkat menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan, beliau wafat dalam usia 63 tahun dengan gelar syahid.

     Anas bin Malik berkata, “Bahwa Rasulullah, Abu Bakar, Umar, dan Utsman naik gunung Uhud, kemudian gunung itu berguncang. Maka Rasulullah bersabda, ‘tetaplah, wahai gunung Uhud, sesungguhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang shiddiq, dan dua orang syahid’.” (HR. Al-Bukhari)

     Abu Lu’luah membunuh Umar karena rasa ketidakpuasannya atas keadilan yang diberikan oleh Umar terhadapnya menyangkut permasalahan upeti dan dihancurkannya kerajaan Persia. Abu Lu’luah pernah mengadu kepada Umar tentang berat dan benyaknya upeti yang harus dikeluarkannya. Tetapi Umar menjawab, “Upetimu tidak terlalu banyak.” Kemudian ia menggerutu, “Keadilam Umar menyangkut semua orang kecuali aku.

     Ketika diberitakan kepada Umar bahwa yang membunuhnya adalah Abu Lu’luah, maka khalifah Umar berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan kematianku di tangan orang yang mengaku Muslim.

     Kemudian Umar berwasiat kepada putranya, “Wahai Abdullah, periksalah utang-utangku!

     Menjelang wafatnya, beliau membentuk dewan pemilihan khalifah yang terdiri dari 6 orang sahabat, yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Sa’ad bin Abu Waqqash, Abdurrahman bin Auf, Az-Zubair bin Al-Awwam, dan Thalhah bin Ubaidullah.

     Setelah itu Umar juga memerintahkan putranya untuk menghadap Ummul Mukminin Aisyah guna meminta izin untuk dikuburkan berdampingan dengan kedua sahabatnya, yaitu Rasulullah dan Abu Bakar.

     Maka Aisyah pun memberikan izin kepadanya.

     Maka selesailah tugas kekhalifahan Umar dalam mengendalikan roda kepemimpinan kaum Muslimin.

     Akhirnya Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab pun meninggalkan dunia yang sementara ini dan menghadap kepada Allah Yang maha Esa. Allah dan Rasul-Nya telah memberikan kabar gembira kepadamu:

     Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Ketika aku tidur, aku bermimpi berada di surga. Ada seorang wanita berwudhu di samping istana, aku bertanya, ‘Punya siapa istana ini?’ mereka menjawab, ‘Kepunyaan Umar.’ Maka aku teringat akan rasa cemburumu. Lalu aku pun berpaling ke belakang. Maka Umar pun menangis dan berkata, ‘Apakah kepadamu aku akan cemburu, wahai Rasulullah?’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

     Ali bin Abu Thalib berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Abu Bakar dan Umar adalah penghulu para penghuni surga dari kalangan orang tua mulai dari orang-orang yang pertama sampai orang-orang yang terakhir, selain para nabi dan rasul. Janganlah engkau beri tahu kepada mereka berdua—wahai Ali—ketika mereka berdua masih hidup.” (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani)

     Abdullah bin Abbas berkata, “Ketika Umar telah diletakkan di atas pembaringannya (setelah ditikam), maka orang-orang mengelilingi dan mendoakannya sebelum beliau diangkat. Ketika itu aku berada di antara mereka, tiba-tiba seorang lelaki muncul dari belakangku sambil memegang pundakku. Ternyata ia adalah Ali bin Abu thalib. Ia mendoakan rahmat bagi Umar seraya berkata, ‘Tidaklah aku tinggalkan seorang lelaki yang aku ingin menghadap kepada Allah dengan membawa amal seperti amalnya selain engkau, wahai Umar. Demi Allah, aku menduga bahwa Allah akan mengumpulkanmu bersama kedua sahabatmu, karena serig sekali aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Aku pergi bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar’.’.” (HR. Al-Bukhari)


     Selamat berbahagia, wahai pahlawan yang gagah berani dan perkasa. Surga yang Allah janjikan telah siap menanti dirimu yang mulia!




▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
الحمد لله رب العالمين
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

0 komentar:

Copyright @ 2014 Rotibayn.

Design Dan Modifikasi SEO by Pendalaman Tokoh | SEOblogaf